Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Untuk layanan hubungi Telp.0549-23050, hp.082353373906 (Thoriq), hp.085247644544 (M.Basri) email: hidayatullah.kutim@gmail.com TERIMA KASIH atas kunjungan anda

BERBAGI QURBAN

Baitul Mal AlKholis (PT PAMA) Berbagi Qurban.

Sekolah Alqur'an KUTIM

Bervisi : Melahirkan Hafidz Alqur'an yang mandiri, tangguh, kreatif, terampil dan bervisi semesta

TK - BERBENAH

Memberikan Pelayanan Kepada Anak Didik mudah-mudahan menjadi komitmen kami yang bisa berlangsung terus-menerus, Amiin

KUNJUNGAN PW KALTIM

Sosialisasi Program Kerja. Kedatangannya selalu diharapkan ustadz!

ETOS KERJA

Bekerja adalah bagian dari kurikulum kaderisasi diri sebagai khalifah Allah di muka bumi ini.

MOTIVASI

Orang bisa memberi jika memiliki. Dengan mengaji keilmuan maka seseorang bisa memiliki pemahaman. Da'i haruslah memiliki keilmuan sehingga bisa berbagi keilmuannya untuk membangun peradaban Islam

Jumat, 11 Oktober 2013

Mentransformasi Pesan Moral ‘Idul Qurban Dalam Kehidupan Bernegara



السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمدُ لله الّذي بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ، وَبِفَضْلِهِ تَتَنَزَّلُ الرَّحْمَاتُ، أحمدُه سبحانَهُ وأشكُرُه، شَرَعَ لَنَا الأَعْيادَ، وَأَفَاضَ علَيْنا السُّرُورَ، ونَوَّرَ قلوبَ المؤمنين بنُورِالتقوى والحُبُوْرِ، وأشهد أنْ لا إله إلاّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ اْلعَزِيْزُ الْغَفُوْرُ، وأشهد أنّ سَيِّدَنا محمدًا عبدُه ورسولُه، أَرْسَلَهُ اللهُ تعالى بَيْنَ يَدَي السَّاعَةِ بَشِيْرًا ونَذِيْرًا، وَدَاعِيًا إلى اللهِ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنيرًا، فَبَلَّغَ الرِّسَالَةَ، وأَدَّى الأَمَانَةَ، ونَصَحَ الأُمَّةَ، وجَاهَدَ في الله حقَّ جِهادِه حتَّى أتاهُ اليقين، فصلواتُ اللهِ وسَلَامُه عليهِ، وعلى آله الطَّاهِرِيْن، وصَحَابَتِهِ الطَيِّبِيْنَ، والتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بإِحْسَانٍ إلى يومِ الدِّين.

أمّا بعد: فيا أيها المسلمون، اتَّقُوْااللهَ تعالى حقَّ التَّقْوَى فَإِنَّ أَكْرَمَ الْعِبَادِ عِنْدَ رَبِّهِ الأَتْقَى.
قال تعالى: (يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ). (يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا)

الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر.
الله أكبركبيرًا والحمد لله كثيرًا وسبحان الله بكرة وأصيلا، لا إله إلاّ الله وحده، صدق وعده، ونصر عبده، وأعزّجنده وهزم الأحزاب وحده. لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْمُنَافِقُوْنَ. 

الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر ولله الحمد.
                                                        
Ikhwanie kaum Muslimin dan Muslimat rahimakumullah

Di pagi yang penuh berkah ini, di balik hati yang cerah ceria, kita kembali mengumandangkan takbir berulang-ulang, sebagai pernyataan yang tulus dan ikhlas akan kebesaran dan keagungan Allah SWT, sekaligus sebagai pengakuan bahwa kita adalah hamba yang teramat kecil, sangat lemah dan penuh keterbatasan. Kita memuja dan memuji kepada-Nya sebagai wujud kesyukuran atas segala limpahan nikmat dan rahmat-Nya yang tak terhingga.

Banyaknya karunia Allah yang kita rasakan membuat hati kita terenyuh. Besarnya tanda-tanda kekuasaa-Nyamenjadikan hati kita tersentuh. Tanpa terasa bibir kita tergerak untuk melantunkan takbir, tahmid dan tahlil dengan khusyu’.  Pada saat kita menggunakan nikmat untuk mendekatkan diri kepada-Nya, kita merasakan ada nikmat yang ditambahkan. Kita semakin merasakan kelembutan belaian kasih sayang-Nya. Hati ini pun terasa lapang dan damai.

Alhamdulillah, kita kembali merasakan kegembiraan dan kebahagiaan dalam suasana Idul Adha pada hari ini. Bukan untuk berpesta pora, tetapi untuk melakukan muhasabah dan mengambil ibrah dari perintah berkurban dan beribadah haji untuk mengenang kembali peristiwa bersejarah yang dilakonkan oleh Nabiyullah Ibrahim ’alaihissalam bersama Isterinya, Siti Hajar dan anaknya Ismail ’alaihissalam.
                                                                                                         
Kehidupan Nabi Ibrahim benar-benar sarat dengan keteladanan yang patut diikuti untuk mendapatkan kehidupan yang bersih dan bebas dari kesemrawutan dan kebrutalan yang melanda dunia saat ini. Beliau adalah sosok pemimpin yang sangat konsen dan sabar dalam melahirkan generasi dan membina kader yang diharapkan menjadi pemimpin masa depan.

Pada usia perkawinan yang sudah sangat senja, di saat beliau dan istri sudah tua, anak yang ditunggu sebagai generasi pelanjut belum juga dikaruniakan. Dalam penantian yang panjang seperti itu, tidaklah menyebabkan Nabiyullah Ibrahim As berputus asa dari Rahmat Allah SWT. Beliau tetap istiqamah, terus menerus berdo'a dan memohon kepada-NYA agar dianugerahi keturunan yang shaleh. Beliau selalu berdo’a Robbi habli minassholihin, Robbi habli minassholihin, Robbi habli minassholihin”, Wahai Tuhan-ku karuniakanlah kepadaku anak yang shaleh. Akhirnya Allah menganugrahkan kepadanya seorang anak yang diberi nama Ismail As.

Baru saja menikmati kebahagiaan dengan kelahiran putranya Ismail, Allah lalu memerintahkan kepada Nabi Ibrahim As untuk membawa dan menempatkan istri dan anaknya di dekat Baitullah. Hal ini disebutkan Allah dalam firman-Nya:
رَّبَّنَا إِنِّي أَسْكَنتُ مِن ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِندَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُواْ الصَّلاَةَ
“Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian dari keturunanku di sebuah lembah yang tiada tanam-tanamannya, di dekat rumah-Mu (Baitullah) yang disucikan, Ya Tuhanku (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat”. (QS. Ibrahim: 37)

Lihatlah bagaimana sosok Nabiyullah Ibrahim As diuji oleh Allah dengan ujian yang sangat berat.  Beliau diperintahkan untuk  berpisah dengan keluarganya, bahkan disuruh untuk menempatkan istri yang baru melahirkan dan anaknya yang masih merah di sebuah tempat yang gersang, bahkan sangat gersang. Para ahli tafsir menggambarkan, saking gersangnya tempat itu sampai-sampai rumputpun tidak tumbuh sama sekali. Istri ditinggal sendiri tanpa suami dan sanak keluarga, tanpa pembantu dan tetangga. Ditinggal di gurun pasir yang panas dan bukit batu yang ganas.

Dalam kondisi seperti itu Siti Hajar tidak berputus asa. Ketika semua perbekalannya telah habis, demi keberlangsungan hidup anaknya dan demi kasih seorang ibu kepada anaknya, iapun berlari mencari air dari bukit shafa ke bukit marwa. Setelah perjuangannya telah mencapai titik optimal, Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyang menurunkan bantuan-Nya dengan mengeluarkan mata air di dekat kaki Ismail. Mata air itu kemudian kita kenal dengan sumur zamzam yang mengalir dan dapat dinikmati jutaan kaum muslimin hingga saat ini.

Sungguh benar janji Allah, fa-inna ma’al-‘usyri yusra, inna ma’al-usyri yusra. Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan, sungguh bersama kesulitan itu ada kemudahan.

Para muslimah patut meneladani Siti Hajar karena beliau adalah sosok isteri yang  yang tabah menghadapi ujian kehidupan yang sangat berat. Isteri yang setia mendampingi suami dalam suka dan duka. Isteri yang selalu mendukung perjuangan suami dalam menegakkan kebenaran. Beliau juga seorang ibu yang ikhlas mengasuh dan mendidik anak-anaknya. Ibu yang memiliki perhatian besar terhadap masa depan putra-putrinya.

Allahu Akbar  3X, walillahilhamd !
Kaum Muslimin dan Muslimat yang dirahmati Allah

Tatkala Ismail, Sang generasi pelanjut yang telah lama dinantikan telah mencapai umur sanggup “membantu dan berusaha bersama ayahnya”, umur yang sudah bisa diajak bertukar pikiran untuk mencari penyelesaian problem yang ada, umur dimana Ismail telah menampakkan tanda-tanda keshalehan dan kekaderannya, umur yang sangat menyenangkan untuk diajak jalan bersama, yang oleh Al-Qur’an disebut dengan ma'ahus sa'ya, datanglah ujian keimanan berikutnya. Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, Allah yang tidak pernah berbuat dzalim kepada hamba-Nya, memerintahkan kepada Nabi Ibrahim As untuk menyembelih putra tercinta, putra tunggal, harapan satu-satunya yang menjadi pelanjut risalah perjuangannya.

Cinta orang tua kepada Anak, harapan pemimpin kepada kader pelanjut perjuangan, dan rasa belas kasih seorang hamba diperhadapkan dan dibenturkan dengan ketaatan dan kepasrahan kepada kehendak dan perintah Allah Yang Maha Kuasa.

Nabi Ibrahim As  menyadari bahwa hidup ini harus selalu dalam ketaatan kepada Allah Yang Maha Kuasa, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ketaatan kepada Allah adalah harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar. Apapun pengorbanan yang diminta, apapun resiko yang harus ditanggung, perintah Allah itulah yang terbaik, perintah Allah itulah yang harus didahulukan dan ditaati. Bahkan sampai pada tingkat dimana perintah itu dalam pandangan kita terasa dan terlihat seperti sesuatu yang sangat tidak wajar, tidak masuk akal, bahkan tidak manusiawi, harus dan wajiblah kita sebagai seorang yang mengaku beriman untuk mengatakan “Sami’na wa ‘Atha’na – kami dengar dan kami patuhi”.

Menyadari akan hal tersebut, Nabi Ibrahim pun menajamkan aqidah dan keyakinannya untuk mewujudkan perintah itu. Beliau kemudian menyampaikan perintah Allah tersebut kepada putranya, Ismail As. Di luar dugaan, beliau mendapatkan jawaban dan respon yang luar biasa. Tatkala beliau mengatakan kepada putranya Ismail: “Wahai anakku sungguh aku melihat dalam mimpiku bahwa aku diperintahkan Allah untuk menyembelihmu, maka kemukakanlah bagaimana pendapatmu?. Dengan tegas, sopan dan penuh keyakinan kepada Rahmat dan Kasih Sayang Allah SWT, Ismail As menampakkan bukti keshalehannya,  dengan mengatakan:

قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِن شَاء اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ ﴿١٠٢﴾
"Wahai ayah, laksanakanlah apa yang diperintahkan Tuhan kepada ayah, Insya Allah ayah akan mendapati saya dalam keadaan sabar".(As-Shaffat;102)

Allahu Akbar  3X, walillahilhamd !
Ikhwanie kaum Muslimin yang berbahagia.

Jawaban yang dilontarkan oleh Ismail ini adalah gambaran keberhasilan sebuah proses pendidikan, yaitu pendidikan tauhid, sebuah pendidikan yang telah dilakoni dengan gemilang oleh Nabiyullah Ibrahim dalam keluarga beliau. Pendidikan tauhid ini menjadikan Ismail mampu menjalankan perintah Allah hingga dengan resiko pengorbanan nyawa.

Keteguhan hati dan kepasrahan yang tinggi bagi Ismail untuk menerima perintah Allah yang sangat berat itu, disebabkan karena keberhasilan kedua orang tuanya menanamkan ketauhidan dalam jiwanya.

Keberhasilan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam di dalam mendidik dan mengkader anaknya bukanlah pekerjaan ringan,  yang bisa didapatkan dalam waktu yang singkat saja. Hal itu merupakan pekerjaan berat yang butuh waktu panjang. Nabi Ibrahim secara terus menerus memberikan contoh peragaan ketaatan seorang hamba kepada Tuhannya dalam segala hal. Peragaan inilah yang selalu ditangkap dan dihayati oleh putranya Ismail sehingga terpatri dalam jiwanya.   

Sekarang mari kita tanya diri kita. Sudahkah kita memberi keteladanan yang baik kepada anak-anak kita? Sudahkah kita mendoakan mereka setiap selesai shalat agar menjadi anak-anak yang shaleh? Sudahkah kita menyelamatkan mereka dari lingkungan yang rusak?

Kehidupan yang saat ini dibanjiri informasi pornografi, entertainment, godaan dunia yang melalaikan dan berbagai macam bentuk kemaksiatan, sungguh merupakan tantangan yang sangat berat. Kita dikepung dengan gaya hidup hedonisme yang mengejar kenikmatan dunia dengan segala cara. Jika kita tidak sungguh-sungguh menyelamatkan anak dan keluarga kita, bisa jadi kita terseret arus global ini.

Sungguh sangat menyedihkan dan memprihatinkan. Peristiwa tawuran antar remaja, pelajar bahkan mahasiswa yang sering terjadi akhir-akhir ini, hingga mengakibatkan korban jiwa. Lebih menyedihkan lagi, ketika menteri Pendidikan, Muhammad Nuh mengorek pengakuan seorang pelajar yang telah membunuh temannya dalam tawuran tersebut, ia mengaku “puas” atas perbuatannya. Na’udzu billah tsumma na’udzubillah.  Kenyataan ini membuktikan bahwa pendidikan yang hanya memacu kecerdasan otak dan mengejar prestasi akademik semata, sungguh tidak memadai. Mereka membutuhkan pendidikan karakter dan pembinaan keagamaan.

Memang untuk mendapatkan generasi sebagaimana yang kita harapkan, memerlukan perhatian dan pengorbanan yang sangat besar, bahkan harus diiringi dengan kesabaran dan keikhlasan yang tinggi. Makanya sangat aneh jika kita merindukan lahirnya kader pelanjut yang didambakan, sementara perhatian dan pengorbanan yang diberikan untuk itu masih kurang. Atau mungkin pengorbanan dan perhatian sudah cukup besar, tapi belum proporsional. Perhatian dan pengorbanan yang diberikan lebih banyak kepada hal-hal yang bersifat materi, bukan pada spirit dan ruhaninya, bukan pembekalan spirit kepemimpinan dan hal-hal yang bersifat transenden.

Anak-anak kita perlu mendapatkan perhatian yang serius dari kita para orang tua, guru dan pemerintah. Jangan sampai hanya aspek intelektualnya yang diperhatikan, tetapi mental dan spritualnya memprihatinkan. Jangan kita bangga dengan pendidikan yang hanya memacu kecerdasan otaknya, tapi semakin hari semakin rusak akhlaknya, semakin jauh dari agamanya. 

Kita sangat mendambakan generasi yang bertauhid dan berkarakter, berakhlak mulia dan tekun beribadah, anak yang patuh dan hormat kepada orang tua. Kita mengharapkan kader yang selalu siap pakai, siap menghadapi benturan dan tantangan hidup, memiliki etos kerja yang tinggi, bekerja dengan penuh dedikasi, memiliki banyak inisiatif dan siap berkorban sebagaimana contoh yang telah diperagakan oleh sosok Nabi Ibrahim As dan keluarganya, Siti Hajar dan Ismail As.

Allahu Akbar  3X, walillahilhamd !
Ikhwanie Muslimin dan Muslimat yang dirahmati Allah

Pesan inti yang terkandung dalam syariat qurban tidak lain adalah bagaimana kita meningkatkan spirit dan semangat berkorban dalam kebaikan dan kebenaran. Makna dan hakikat kurban bukan sekedar menyembelih hewan kemudian dagingnya disedekahkan kepada fakir miskin. Tidak juga berarti bahwa daging dan darahnya yang akan sampai kepada Allah SWT. Namun yang menjadi penilaian bagi Allah adalah kualitas takwa yang dihasilkan dari ibadah kurban itu sendiri. Allah berfirman:
لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَٰكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَىٰ مِنْكُمْ

”Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu” (QS. Al Hajj: 37)

Dengan demikian ibadah kurban merupakan konsekuensi iman dan takwa kepada Allah SWT. Dalam konteks sejarah, dimana umat Islam menghadapi berbagai cobaan, makna pengorbanan amat luas dan mendalam. Rasulullah s.a.w. dan para sahabatnya yang berjuang menegakkan Islam di muka bumi ini memerlukan pengorbanan yang teramat berat sebagaimana diderita oleh umat Islam di Mekkah ketika itu.

Umat Islam disiksa, ditindas, dan sederet tindakan keji lainnya dari kaum kafir Quraisy. Rasulullah sering dihina dan dicacimaki, beliau pernah ditumpuki batu oleh penduduk Thaif, dianiaya oleh kafir Quraisy, Abu Lahab dan Abu Jahal memperlakukan beliau dengan kasar dan kejam. Para sahabat seperti Bilal bin Rabah ditindih dengan batu besar di tengah sengatan terik matahari, Yasir dibantai, dan seorang ibu yang bernama Sumayah, ditusuk kemaluannya dengan sebatang tombak.

Tak hanya itu, keluarga Rasulullah saw dibaikot dan diasingkan. Berbulan-bulan mereka harus menangung penderitaan yang luar biasa. Untuk mempertahankan hidup keluarga beliau saw terpaksa memakan kulit kayu, daun-daun kering bahkan kulit-kulit  bekas.

Dalam konteks kekinian, pengorbanan umat Islam di berbagai belahan dunia terlihat nyata di Palestina dimana mereka memikul  beban yang sangat berat. Mereka mengalami blokade, penyiksaan, penganiayaan dan pembataian oleh Zionis Israel. Akan tetapi bagi mereka tidak ada kata menyerah, mereka terus berjuang membela martabat dan kehormatan bangsa dan agamanya.

Demikian halnya penderitaan dan pengorbanan yang dialami oleh saudara-saudara kita, komunitas muslim Rohingya di Myammar. Dengan sikap dan keyakinan mereka terhadap Islam, mereka harus mengalami berbagai penyiksaan, diskriminasi, penindasan dan pembunuhan oleh  masyarakat dan penguasa yang berbeda keyakinan.

Sudah menjadi sunnatullah bahwa pertarungan antara al-haq dan al-bathil tidak pernah berakhir. Permusuhan orang kafir terhadap Islam dan kaum muslimin akan terus berlanjut hingga akhir zaman. Kasus pelecehan dan penghinaan terhadap Rasulullah s.a.w. melalui film ”innocence of muslim” di Amerika dan pembuatan carton baginda di Perancis adalah bukti nyata kebencian mereka terhadap Islam. Tindakan seperti ini mereka lakukan sebagai wujud kekhawatiran terhadap kebangkitan Islam. Mereka terus berusaha memadamkan cahaya Islam di muka bumi ini. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:
يُرِيدُونَ لِيُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَاللَّهُ مُتِمُّ نُورِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
”Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, tetapi Allah menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir membencinya”. (Ash-Shaff : 8)

Menyikapi berbagai kasus seperti ini, umat Islam diharapkan agar tidak terprovokasi. Kita sepakat untuk mengutuk perilaku pelecehan terhadap baginda Rasulullah s.a.w. dan menuntut agar pelakunya dikenai hukuman seberat-beratnya. Namun lebih dari itu mari kita menyatukan langkah untuk menghadapi mereka dengan strategi yang terencana dan tindakan yang cerdas bukan dengan cara anarkis dan sporadis.

Mari kita hasilkan karya dan prestasi untuk membuktikan kemampuan umat Islam. Mari kita tampilkan akhlakul karimah untuk menunjukkan keindahan Islam. Mari kita amalkan al-Qur’an dan Sunnah untuk membuktikan keagungan syariat Allah. Mari kita galang persatuan kaum muslimin untuk membangun kekuatan ummat. Mari kita tingkatkan pengorbanan kita agar Allah berkenan menurunkan pertolongan-Nya.

Kita berharap kasus demi kasus yang melecehkan Islam, konspirasi global untuk menyudutkan kaum muslimin dan berbagai tragedi memilukan yang terjadi di negeri-negeri Islam semoga dapat menyentakkan umat Islam untuk bangkit berjuang lebih maksimal lagi. Kita pun berharap agar revolusi yang terjadi di Timur Tengah baru-baru ini menjadi titik awal kebangkitan ummat. Kita mendoakan dan mendukung terwujudnya kerja sama dan persatuan yang kokoh di antara Negara-negara Islam sedunia.       

Allahu Akbar 3X, walillahilhamd.
Saudara-saudara kaum Muslimin rahimakumullah.

Pengorbanan dalam konteks kehidupan saat ini, bisa dilihat dari seorang pemimpin yang berusaha untuk menyejahterakan rakyatnya, pemimpin yang adil dan berusaha memberikan kontribusi bagi negaranya. Pengorbanan seorang suami sebagai kepala rumah tangga, berjuang membanting tulang demi menafkahi dan menyelamatkan keluarganya. Kesetiaan seorang istri terhadap suaminya juga merupakan wujud pengorbanan. Orang tua mendidik dan membesarkan anak-anaknya sehingga menjadi sukses dan berhasil, juga wujud pengorbanan. Dengan demikian, pengorbanan bisa berdimensi luas. Pengorbanan merupakan konsekuensi logis dari keyakinan yang diperjuangkan demi sebuah kebenaran.

Kesanggupan Nabi Ibrahim As menyembelih anak kandungnya sendiri Nabi Ismail, bukan semata-mata didorong oleh perasaan taat setia yang membabi buta, tetapi meyakini bahwa perintah Allah S.W.T. itu harus dipatuhi. Bahkan Allah Ta’ala memberi perintah seperti itu sebagai peringatan kepada umat yang akan datang agar siap mengorbankan diri, keluarga dan harta benda yang disayanginya demi menegakkan perintah Allah.

Hidup adalah perjuangan dan setiap perjuangan pasti memerlukan pengorbanan.  Pengorbanan Nabi Ibrahim bersama keluarganya patut selalu direnungi dan diteladani oleh semua manusia dari semua level usia dan latar belakang tingkat pendidikan. Karena semangat berkorban adalah tuntutan paling besar yang ada dalam lingkungan keluarga, masyarakat maupun, agama bangsa dan negara.

Allahu Akbar 3X, walillahilhamd.
Saudara-saudara kaum Muslimin rahimakumullah.

Nabi Ibrahim juga dikenal sebagai manusia yang patut diteladani dari segi kedermawanannya. Dicatat dalam sejarah bahwa Nabi Ibrahim adalah manusia yang paling senang menerima tamu. Kalau tiba waktu makan dan tidak ada orang yang ditemani makan dia keliling mencari teman makan. Nabi Ibrahim dikenal sebagai orang yang paling senang membantu kepada sesama manusia. Kebiasaannya yang seperti inilah yang membuat orang sangat senang kepadanya.

Sifat dermawan ini hendaknya menjadi warna dari kehidupan seorang muslim. Karena lewat jiwa-jiwa yang dermawan inilah dakwah Islam dapat dikembangkan lebih maksimal dan dapat mengentaskan kemiskinan. Pada zaman Rasulullah s.a.w. kedermawanan para sahabat yang dikaruniai kekayaan materi itulah yang menopang perjuangan risalah Islam sehingga kita dapat menikmatinya hingga saat ini.

Kita harus meyakini bahwa dengan berkorban di jalan Allah melalui infaq fi sabilillah, kita tidak akan menjadi miskin dan harta pun tidak akan berkurang, tetapi justru akan memberikan tambahan keberkahan. Rasulullah s.a.w. bersabda yang artinya:

Setiap hari dua malaikat turun kepada seorang hamba. Salah satunya berdoa: "Ya Allah berilah pengganti dari harta orang yang berinfaq" Dan yang lain berdoa: "Ya Allah binasakanlah harta orang yang tidak mau berinfaq" (HR. Bukhari-Muslim)
 
Memang terbukti bahwa perjalanan hidup orang yang pemurah dan dermawan  akan dilapangkan rezekinya dan  diberikan kebahagiaan dalam kehidupannya. Oleh karenanya, bagi kita yang memiliki kelapangan rezeki pada hari ini, marilah kita  mengambil bagian dari kewajiban ber-qurban. Masih ada waktu hingga 3 hari sesudah ini. Allah SWT mengingatkan kepada kita:
    (3) إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ  (2) فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ (1) إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ
“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu pemberian yang banyak . Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berqurbanlah. Sesunguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang binasa”. (S.Al-Kautsar : 1 – 3)

Ayat ini bukan hanya sekedar memerintahkan kita memotong hewan kurban, tapi juga memberi jaminan bahwa dengan menegakkan dan memperbaiki shalat  menjadi alasan bagi Allah untuk membela kita dan menghancurkan lawan-lawan Islam.

Kini Allah menuntut kesiapan kita untuk berkorban lebih maksimal lagi demi menggapai ridha-Nya. Pengorbanan harta, raga, jiwa, waktu dan pikiran kita demi terbangunnya Peradaban Islam dan tegaknya dinullah di muka bumi. Hanya dengan pengorbanan, kita akan meraih kemuliaan hidup  di dunia dan di akhirat. Hanya dengan perjuangan dan pengorbanan, pertolongan Allah akan datang dan kemenangan akan diraih.

Semoga Allah SWT memberkati kita semua. Untuk itu marilah kita berdo'a :

الحـمد للـه رب العـالمـين، و الصلاة و السلام على نبينـا محمد والـه وصحبه اجمعين.
أَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، اللّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمْ كَمَا رَبَّوْنَا صِغَارًا .اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَناَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْينَا الَّتِى فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِى إليها مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شرّ.
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا، وَوُلاَةَ أُمُوْرِ الْمُسْلِمِيْنَ، وَوَفِّقْهُمْ جَمِيْعًا لِتَحْكِيْمِ شَرِيْعَتِكَ، وَالْعَمَلِ بِكِتَابِكَ، وَالالْتِزَامِ بِسُنَّةِ نَبِيِّكَ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اللهم بِعزَّتِكَ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالُمسْلمِينَ، وأذِلَّ الشِّركَ والمشركين. اللهم انْصُرْ إِخْوَانَنَا المُجَاهِدِيْنَ على أَعْدَائِكَ أَعْدَاءِ الدِّيْنَ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَاِنْ لَمْ تَغْفِرْلَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّا مِنَ الْخَاسِرِيْنَ، اَللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنَّا دُعَائَنَا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَتُبْ عَلَيْنَا اِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ. رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا اِنْ نَّسِيْنَآ أَوْ اَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَآ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْلَنَا وَارْحَمْنَا اَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَاِفِرِيْنَ  رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، وَسُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

 والسلام عليكم ورحمة الله وبركاتُهُ
Download disini

Sabtu, 05 Oktober 2013

Pembenahan Kantor Baru BMH Kutim


Rasanya berat untuk menghidupkan lagi kegiatan yang sudah dianggap tenggelam oleh masyarakat. Begitu pula yang dirasakan oleh teman-teman PD Hidayatullah Kutim untuk mengupayakan menghidupkan BMH Kutim yang telah pingsan sekian lama di Kutai Timur ini. Alhamdulillah, dengan semangat dan mengharap pertolongan dari Allah, Dengan mengontrak salah satu ruko yang ada di pinggir jalan strategis, teman-teman PD Hidayatullah Kutim - Alhamdulillah sekalian mendapatkan borongan pembenahannya –  yang dimotori oleh Ustadz Abu Dzar memulai untuk membenahi dan memperbaiki kantor BMH Kutim.

Semoga BMH Kutim bisa maju terus, dalam memberikan manfaat kepada ummat dan perjuangan Islam . Ya Allah kabulkanlah harapan kami. Amiiin. ß waktu membaca do’anya harus dengan tulus dan sungguh-sungguh ya! Terima kasih.

Senin, 30 September 2013

Pembenahan Asrama

Pertemuan Pekanan untuk seluruh fungsionaris Pesantren (yang memfungsikan dirinya memikirkan perkembangan Pesantren baik secara internal maupun eksternal) kemaren (23 September 2013) yang kebetulan pembahasannya dititik fokuskan pada perbaikan manajemen kepengasuhan ditanggapi serius oleh para pemangku amanah pengelolaan kepengasuhan baik dari kepala kepengasuhannya (Ust. Jafruddin) dan teman-teman pengasuh (para mudais bujangan + kuliahan alias mahasiswa). 


Hari Ahad atau istilahnya lucunya hari minggu yang seyogyanya selalu dimanfaatkan oleh kebanyakan seusia mereka dengan jalan-jalan, mereka malah menyibukkan diri mereka membenahi asrama bersama adik-adik asuh mereka. Sistem yang kemaren kakak pengasuh lebih bercenter di kamar kepengasuhan sekarang dirombak untuk tidur bersama adik-adik asuh mereka. Adik-adik asuh dikelompokkan di kamar-kamar dimana kakak-kakaknya bertanggung jawab akan segala bentuk 'kemuliaan' dari kamar tersebut. (semoga bisa bertahan hingga menjadi lebih baik lagi)

Ternyata sistem belajar di asramapun jadi berubah, setiap malam ada penanggung jawab khusus untuk memberikan materi. Pantas memang ada pepatah yang mengatakan "jangan sibuk mengusir asap, tapi carilah sumber asap darimanakah berasal?! (yah pepatah comotan-comotan, hehehehe) semoga perubahan ini sangat memiliki pengaruh pada kemuliaan Islam dan Kaum Muslimin. Amiin.








Kamis, 26 September 2013

TAMU BMH PUSAT

Ust. Muslimin, Ust. Marwan (dari BMH Pusat), Ust. Jamaluddin (PW Kaltim)

Konsolidasi

"Sudah ada 15 daftar tunggun untuk mendapatkan akte dari Pusat" kata Ust. Marwan.
"Siapa nanti yang ditugaskan di Kutim ini, tergantung Mujahadah teman-teman di Kutim ini." kata Ust. Jamal
"Semoga BMH Kutim ini bisa bersinar kembali" do'a saya. Amiin.

Selasa, 24 September 2013

Pembenahan Sekolah

Tumbuh!, Tumbuhlah Terus! Hingga batas dimana kita tidak bisa lagi untuk bertumbuh. Yakinlah, semakin bertumbuh semakin besar pula buah-buah kebijaksanaan yang dapat kita bagi kepada semesta.

Hidayatullah Kutim berupaya untuk selalu bertumbuh. Pembenahan kampus yang terus-menerus adalah salah satu dari pertumbuhan itu - insya Allah. Semoga kelak Hidayatullah Kutim yang dikenal dengan istilah kampus "sangatta - sangat menderita" bisa beralih menjadi "sangatta - sangat bersuka cita". Amiin.

"Saya yakin sekali, bila teman-teman sudah bertanggung jawab mengerjakan pekerjaannya seperti Ustadz Selamet itu, Insya Allah Hidayatullah Kutim akan berubah secara significant kepada sesuatu yang hebat" kata Ustadz Basri, Ketua Yayasan.

Teruslah berupaya, Teruslah bekerja, Teruslah Belajar, Teruslah Berdo'a, maka akan semakin Terus Bertumbuh. Allahu Akbar.

Senin, 23 September 2013

SEKOLAH ALQUR'AN KUTIM



Alangkah indahnya janji Allah lewat Nabi-Nya (Sholallahu alaihi wa'ala aalihi) bagi siapa mereka yang dapat menghafal dan menjaga Alqu'an. Di antara keutamaan yang akan dijanjikan Allah tersebut adalah;

1. Al Qur'an akan menjadi penolong (syafa'at) bagi penghafalDari Abi Umamah ra. ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Bacalah olehmu Al Qur'anngg, sesuuhnya ia akan menjadi pemberi syafa'at pada hari kiamat bagi para pembacanya (penghafalnya)."" (HR. Muslim)

2. Hifzhul Qur'an akan meninggikan derajat manusia di surgaDari Abdillah bin Amr bin 'Ash dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Akan dikatakan kepada shahib Al Qur'an, "Bacalah dan naiklah serta tartilkan sebagaimana engkau dulu mentartilkan Al Qur'an di dunia, sesungguhnya kedudukanmu di akhir ayat yang kau baca." (HR. Abu Daud dan Turmudzi)
Para ulama menjelaskan arti shahib Al Qur'an adalah orang yang hafal semuanya atau sebagiannya, selalu membaca dan mentadabur serta mengamalkan isinya dan berakhlak sesuai dengan tuntunannya.


3. Para penghafal Al Qur'an bersama para malaikat yang mulia dan taat"Dan perumpamaan orang yang membaca Al Qur'an sedangkan ia hafal ayat-ayatnya bersama para malaikat yang mulia dan taat."(Muttafaqun 'alaih)
4. Bagi para penghafal kehormatan berupa tajul karamah (mahkota kemuliaan)Mereka akan dipanggil, "Di mana orang-orang yang tidak terlena oleh menggembala kambing dari membaca kitabku?" Maka berdirilah mereka dan dipakaikan kepada salah seorang mereka mahkota kemuliaan, diberikan kepadanya kesuksesan dengan tangan kanan dan kekekalan dengan tangan kirinya. (HR. At-Tabrani)


5. Kedua orang tua penghafal Al Qur'an mendapat kemuliaanSiapa yang membaca Al Qur'an, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat. Cahayanya seperti cahaya matahari dan kedua orang tuanya dipakaiakan dua jubah (kemuliaan) yang tidak pernah didapatkan di dunia. Keduanya bertanya, "Mengapa kami dipakaikan jubah ini?" Dijawab,"Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al Qur'an." (HR. Al-Hakim)


6. Penghafal Al Qur'an adalah orang yang paling banyak mendapatkan pahala dari Al Qur'anUntuk sampai tingkat hafal terus menerus tanpa ada yang lupa, seseorang memerlukan pengulangan yang banyak, baik ketika sedang atau selesai menghafal. Dan begitulah sepanjang hayatnya sampai bertemu dengan Allah. Sedangkan pahala yang dijanjikan Allah adalah dari setiap hurufnya. "Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al Qur'an maka baginya satu hasanah, dan hasanah itu akan dilipatgandakan sepuluh kali. Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim itu satu huruf, namun Alif itu satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf." (HR. At-Turmudzi)


7. Penghafal Al Qur'an adalah orang yang akan mendapatkan untung dalam perdagangannya dan tidak akan merugi"Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri." (QS Faathir 35:29-30)


Dengan berharap akan janji-janji Besar Allah tersebut, Hidayatullah Kutim tergerak untuk mengupayakan lahirnya generasi-generasi Islam yang bisa menjadi penghafal dan penjaga Alqur'an. Maka pada bulan Ramadhan 1434 H atau pada bulan Agustus 2013 Hidayatullah Kutim memulai langkah awal pendirian SEKOLAH ALQUR'AN KUTIM.


Sekolah Alqur'an Kutim ini masih diperuntukkan bagi siswa atau santri setingkat SMP atau MTS mengingat keberadaan sekolah ini yang masih baru. Namun bagi siswa atau santri setingkat SMU yang serius untuk menghafal Alqur'an Sekolah Alqur'an Kutim sangat terbuka lebar untuk menerima siswa atau santri tersebut.


Sekolah Alqur'an Kutim yang berafiliasi kepada kurikulum kepesantrenan diharapkan mampu membawa santri-santrinya kelak bukan saja dapat menghafal Alqur'an, lebih dari itu; memiliki jiwa pembelajar mandiri, Pendakwah yang kreatif, Pejuang yang tangguh dan bervisi Rahmatan lil'alamin.

MARI Daftarkan anak-anak anda ke pendidikan yang concern untuk membentuk keperibadian anak anda menjadi berkepribadian Alqur'an. Mudah-mudahan dengan do'a dari seluruh kaum Muslimin kami dapat mengemban amanah Sekolah Alqur'an Kutim ini. Amiin.

Rabu, 18 September 2013

bismillah


Bismillahirrohmanirrohim. 

Dengan nama Allah subhanawata'ala blog baru Hidatullah kutim ini diharapkan dapat menjadi blog atau website yang bisa memberikan manfaat kepada ummat semesta. amiin